Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Secara harfiah atau etimologis
(definisi nominal),sosiologi berasal dari bahasa latin:Socius = teman, kawan, sahabat, dan logos = ilmu pengetahuan.Jadi Sosiologi Pendidikan adalah ilmu
tentang cara berteman/berkawan/bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang
baik dalam pendidikan.Sedangkan secara operasional (definisi real),beberapa
pakar sosiologi mendefinisikan sebagai berikut:
a)
Menurut Dictionary of Sosiology,Sosiologi Pendidikan ialah sosiologi yang
di terapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
b)
Menurut Prof.DR.S.Nasution,M.A.,Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara ngendalikan proses pendidikan untik
mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
c)
Menurut F.G Robbins, Sosiologi Pendidikan ialah sosiologi khusus yang
bertugas menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.
d)
Menurut F.G Robbins dan Brown,Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.Sosiologi
pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk
mengontrolnya.
e) Menurut
E.G Payne,Sosiologi Pendidikan ialah
studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu
sosiologi yang diterapkan.
f)
Menurut penulis, Sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan
sosiologis.
Perbedaan Sosiologi Pendidikan dengan
Sosiologi Umum adalah kalau sosiologi pendidikan ilmu tentang cara
berteman/berkawan/bersahabat yang baik atau cara bergaul dengan baik dalam
pendidikan,sedangkan sosiologi umum adalah ilmu tentang cara
berteman/berkawan/bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam
masyarakat.
PENDAHULUAN
Perlu
diketahui bahwa pemerataan kesempatan pendidikan telah menjangkau segala
lapisan masyarakat di perkotaan dan perdesaan,termasuk anak pegawai dan
pekerja, para pegawai sendiri, serta pekerja sampai pembantu rumah tangga yang
masih ingin meningkatkan kariernya memanfaatkan kesempatan yang baik.Jika
penanganan masalah pendidikan hanya berlandas pada teori Tohrndike yaitu pemberian ganjaran (reward) bagi yang patuh dan berhasil agar cenderung di ulang-ulang,
akan sebaliknya memberi hukuman (punishment)
sampai jera bagi yang tidak patuh atau melanggar larangan, tanpa memperhatikan
factor-faktor sosiologisnya, pendidikan kita akan kurang sukses.Terutama bagi
peserta didik yang kondisi sosial-ekonominya kurang menyenagkan serta sarana
dan prasarana pendidikannya kurang memedai, maka tanpa memperhatikan peranan
sosiologi pendidikan dengan saksama, pendidikan pun akan kurang berhasil pula.
Apalagi
untuk menangani kasus-kasus pendidikan yang berkaitan dengan masalah-masalah
sosial, seperti masalah kenakalan anak didik, putus sekolah, pengangguran,
kemiskinan, penyalahgunaan obat terlarang, pembekalan pendidikan wiraswasta,
pendidikan keterampilan, pendidikan seks,dan sebagainya, maka peranan sosiologi
pendidikan terasa sekali faedahnya. Maka untuk itu,pra guru dancalon guru harus
paham dan dibekali dengan sosiologi pendidikan serta terampil
mengoperasionalkannya dalam kegiatan kependidikan.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sosiologi
Secara harfiah atau etimologi
sosilogi berasal dari bahasa latin socius yang artinya teman, kawan, sahabat
dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang
cara berteman atau bekawan dengan baik dalam masyarakat. Beberapa pakar
sosiologi mendefinisikan hal sebagai berikut:
a. Menurut
Alfin Beartrand
Sosiologi adalah
studi tentang hubungan antara manusia (human relationship).
b. Menurut
Mayor Polak
Sosiologi adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni
hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.
c. Menurut
Selo Sumarjan dan Soleman Sumardi
Sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosaial.
2. Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Pada awal abad ke 20,
sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan, sehingga
lahirlah sosiologi pendidikan. Ditinjau dari etimologimya istilah sosiologi
pendidikan terdiri atas dua kata yaitu sosiologi dan pendidikan. Jadi sepintas
saja telah jelas bahwa didalm sosiologi pendidikan yang menjadi masalah
sentralnya adalah aspek-aspek sosiologi didalam pendidikan.menurut H.P
Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterap[kan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang pundamental. Jadi ia tergolong Aplied sociology. E. Goerge
Payne, yang boleh dikatan sebagai bapak sosiologi pendidikan memberikan
konsepsi bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, proses sosial, terdapat yang
dinamakan dengan social relationship, hubungan-hubungan sosial ataupun secara
tehnis disebut interaksi sosial, dimana didalam dan dengan interaksi sosial itu
individu memperoleh dan mengorganisir pengalaman-pengalamannya. Inilah yang
merupakan aspek-aspek atau prinsip-prinsip sosiologinya.
Charles A. Ellwood
sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menuju untuk
melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara
proses pendidikan dan proses sosial. Dr. Ellwood sosiologi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan yang mempelari tentang proses belajar dan mempelajari antara
orang yang satu dengan orang yang lain. E. B Reuter sosiologi pendidikan
mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan
dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh
pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial
dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara lembaga-lembaga sosial itu
saling mempengaruhi.
W. Dodson sosiologi pendidikan itu
mempersoalkan pertemuan dan pencampuran daripada lingkungan sekitar kebudayaan
secara totalitas, dimana dalam dan dengan begitu maka terbentuklah tingkah
laku, dan sekolah dianggap sebagian dari pada total curtural milieu, sedangkan
sosiologi pendidikan memperbincangkan dan berusaha menemukan berbagai memanipulasikan
proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian. Dengan dapat disimpulkan
sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang membahas
proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai
dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosial kultural yang terdapat didalam
masyarakat dan negaranya.
3. Ruang
Lingkup Sosiologi pendidikan
Masalah-masalah
yang diselidiki sosiolohi pendidikan
anatara lain meliputi pokok-pokok berikut ini:
1) Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
a. Hubungan
pendidikan dengan system sosial atau struktur sosial
b. Hubungan
antara system pendidikan dengan proses control sosial dan system kekuasaan.
c. Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan.
d. Fungsi
system pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan status quo.
e. Fungsi
system pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan
sebagainya.
2) Hubungan
antar manusia didalam sekolah lingkup ini condong menganalisis struktur sosial
didalam sekolah yang memiliki karakter berbeda dengan relasi sosial didalam
masyarakat diluar sekolah anatara lain yaitu:
a. Hakikat
kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaan dengan kebudayaan diluar sekolah.
b. Pola
interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi
berbagai hubungan kekuasan, stratifikasi sosial dan pola kepemimpinan informal
sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya.
3) Pengaruh
sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak disekolah atau lembaga
pendidikan:
a. Peranan
sosial guru-guru atau tenaga pendidikan.
b. Hakikat
kepribadian guru atau tenaga pendidikan.
c. Pengaruh
kepribadian guru atau tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak atau peserta
didik.
d. Fungsi
sekolah atau lembaga pendidikan dalam sosialisi murid atau peserta didik.
4) Lembaga
pendidikan dalam masyarakat. Disini dianalisis pola-pola interaksi antara
sekolah atau lembaga pendidikan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dalam
masyarakat disekitar sekolah atau lembaga pendidikan. Hal yang termasuk dalam
wilayah itu antara lain yaitu:
a. Pengaruh
masyarakat atas organisasi sekolah atau lembaga pendidikan.
b. Analisi
proses pendidikan yang terdapat dalam sistematis sosial dalam masyarakat luar
sekolah.
c. Hubungan
antar sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Factor-faktor
demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan dengan organisai sekolah, yang
perlu untuk memahami system pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya
didalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
4. Tujuan
dan Manfaat Mempelajari Sosiologi pendidikan
1) Berusaha
memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat,
terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual.
2) Untuk
memahami seberapa jauh guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk
mengembangkan kepribadian anak.
3) Untuk
mengetahui pembinaan ideology pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia
dilingkungan pendidikan dan pengajaran.
4) Untuk
mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyrakat sekitarnya agar
supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis didalam masyarakat dan negara
seluruhnya.
5) Untuk
menyelidiki factor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa mens timulir
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
6) Memberi
sumbangan yang fositif terhadap perkembangan ilmu pendidikan.
7) Memberi
pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan
sosiologi sikap dan kepribadian ank didik.
5. Pentingnya
Sosiologi Pendidikan
Para guru dan calon guru harus memahami dan dibekali dengan
sosiologi pendidikan. Mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru sangatlah
penting karena kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat
cepat, progresif, dan kerap kali menunjukan segala “desitegrati” (berkurangnya
kesetian terhadap nialai-nilai umum). Perubahan sosial yang cepat menimbulkan
kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan. Cultural lag ini merupakan sumber
maslah-masalah sosial dlam masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami oleh
dunia pendidikan sehingga lembaga-lembag pendidikan tidak mampu mengatasinya.
Maka para ahli sosiologi diharapkan dapat menyumbangkan pemikirannya untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
Guru adalah seorang administrator, infomator, konduktor, dan
sebagainya dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Dari guru,
sebagai pendidik dan pembangunan generasi baru diharapkan tingkah laku yang
bermorl tinggi demi masa depan bangsa dan negara. Kepribadian guru dapat
mempengaruhi suasana kelas, baik kebebasan yang dinikmati anak dalam
mengeluarkan pikiran, dan mengembangkan kreatifitasnya.
Kebebasan guru juga
terbatas oleh kepribadian atasannya (kepala sekolah, pengawas, kakanwil, sampai
mendikbud) seluruhnya dipengaruhi dibatasi serta diarahkan pada pencapaian
tujuan pendidikan nasional dalam GBHN, Undang-undan Pendidikan, peraturan dan
sebagainya. Anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua (pendidikan
informal), guru-guru (pendidikan formal), dan masyarajkat (pendidikan nion
formal). Keberhasilan pendidikan disekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha
murid secara individual atau berkat interaksi anak atau siswa dengan lingkungan
sosialnya dalam berbagai situasi yang dihadapindalam maupun diluar sekolah.
Anak bebeda-beda
dalam bakat atau pembawaanya, terutam karena pengaruh lingkungan sosialnya yang
belainan. Pendidikan itu sendiri dapat dipandang sebagai sosialisai yang
terjafdi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru atau
pendidik harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi mengenai
hubunganantar manusia dalam keluaga sekolah dan masyarakat.
Pendidikan adalah
usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memilih
kekuatan seperitual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia,
serta keterampilan yang di perlukan dirinya didalam masyarakat. Sosiologi
pendidikan ialah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu
struktur, dinamika, maslah-maslah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya yang
mendalam melalui analisisn atau pendekatn sosiologis.
Pada abad ke 17 ilmu
alam menjadi ilmu yang merdeka, pada abad ke 18 ilmu ekonomi, sedangkan ilmu
masyarakat atau sosiologi baru dikenal sebagai ilmu sejak permulaan abad ke 19.
Kebutuhan untuk memisahkan sosiologi dan ilmu-ilmu lainnya ini lebih tampak
pada masa revolusi abad ke 18 di eropa yang menganas dalam revolusi prancis.
Masyrakat lebih kurang seratus tahun dulu mengalami perubahan sosial dan
politik dalam revolusi yang tidak berdarah, lazim disebut: “glorius
revolusion”. Telah dimaklumi bersma bahwa seluruh pendidikan manusia dapat
berlansung dalam tri pusat pendidikan yaitu dirumah atau dalam keluarga disekolah
atau lembaga pendidikan formal, dan dimasyarakat atau pendidikan non formal.Ketiga
pusat pendidikan tersebut akan saling mempengaruhi perkembangan anak didik
untuk berkepribadian lebih baik.Maka perlu adanya dukungan dari orang tua,
guru, dan lain sebagainya.Sosiologi Pendidikan sangat penting untuk kepribadian
anak didik baik dilingkungan keluaga, sekolah maupun masyarakat.
Dirumah ataun didalam
keluarga anak berinteraksi dengan orang tua dan segenap anggota keluarga
lainnya. Ia memperoleh pendidikan informal dari anggota keluarga berupa
pembentukan kebiasaan-kebiasaan seperti cara makan, tidur, bangun pagi, gosok
gigi, sopan santun, dan lain-lain. Pendidikan informal dalam keluarga akan
banyak membantu dalam meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak misalnya
sikap religius dan sikap disiplin.
Disekolah anak
berinteraksi dengan guru-guru beserta bahan-baha pendidikan dan pengajaran,
serta pegawai-pegawai tata usaha. Ia memperoleh pendidikan formal rajin belajar
disertai keinginan meraih cita-cita. Kemudian di masyarakat anak berinteraksi
dengan sekuruh anggota masyarakat yang bermacam-macam. Ia memperoleh pendidikan
non formal atau pendidikan diluar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup.
Agar masyarakat dapat melanjutkan esistensinya, kepada seluruh generasi muda
harus diwariskan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampila.
Perkembangan manusia
sering dipengaruhi oleh beberapa factor baik internal maupun eksternal.Kondisi
biologis seseorang turut mempengaruhi kepribadian seseorang.Misalnya seseorang
memiliki cacat jasmani, seperti sumbing, buta, dan lain- lain. Dengan demikian
seorang pendidik yang bijaksana akan memperlakukan peserta didiknya dengan
menggunakan stragi pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.Aspek
psikologis didalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orang yang rendah
diri bukan karena cacat jasmaninya melainkan sosial ekonomi rendah sehingga
orang yang pendiam atau tertutup enggan bergaul.Dalam kasus ini seorang
pendidikperlu memperhatikan mereka secara analisis sosio- ekonomi.
Kemudian
lingkungan alam fisik seseorang yang
berasal dari daerah gersang bisa memiliki kepribadian ulet, keras dan tabah
atau bisa sebaliknya. Pendekatan yang dapat digunakan untuk pendidik yaitu
sosio-geografi.Perkembangan kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial tempat ia berada.Misalnya seseorang berasal dari lingkungan
keluaga yang baik-baik kemudian pindah bertempat tinggal dalam lingkungan
maksiat.Pendekatan yang dapat digunakan oleh pendidik yaitu dengan analisis
sosio-riligius.Pengetahuan manusia mesti melalui 3 tahapan perkembangan teori
secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan,metafisikaatau abtrak dan
seintifik atau positif. Setelah selesai perang dunia dua, perkembangan
masyarakat berubah secara dratis dimana masyarakat dunia menginginkan adanya
perubahan dalam perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuain perilaku
lembaga pendidikan.
Oleh karena itu disiplin sosiologi pendidikan
yang sempat tenggelam dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu-ilmu
pentingdilembaga pendidikan.Sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang
kehidupan bersama filsafat umum.Pada fase ini sosiologi merupakan cabang
filsafat, maka namanya filsafat sosial.Kemudian pada fase kedua timbul
keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu berdasarkan
pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata.Jadi keinginan memisahkan
diri antara filsafat dengan sosial.Sosiologi pada fase ketiga merupakan fase awal
dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan
bahwa Comte adalah bapak sosiologi. Kare ialah yang pertama kali menggunakan
istilah sosiologi dalam pembahasan tentang masyarakat.
Pada fase yang terakhir ini ciri
utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama memberikan batas yang tegas
tentang objek sosiologi yang sekaligus memberikan pengertian-pengertian,
metode-metode khusus. Pada bagian ini akan dijelaskan pendapat ahli yang sampai
kini pemikiranya masih dipakai dalam teori sosiologi yaitu Emille Durkem, Max
weber, Karl marx, Auguste comte. Pandangan mereka telah memberikan setimulasi
diskusi panjang tentang berbagai persoalan terkait dengan kehidupan ekonomi,
politik, dan kebudaiyaan.
Pandangan mereka yang juga digunakan
dalam disiplin sosial lain seperti ilmu politik ekonomi, antropologi, dan
sejarah. Setelah itu ia berhasil menulis bukunya monumental yaitu tentang the
difision of labor in society. Max waber dilahirkan di Erfurt 1964 sebagai anak
tertua dari delapan orang bersodara. Ayahnya seorang otoriter sedangkan ibunya
adalah seorang soleh yang teraniaya. Oleh karena itu terjadi cekcok hebat
antara Max waber dengan ayahnya sehingga dia mengusir ayahnya ia lebih banyak
dipengaruhi paman dan tantenya. Waber mengecap berbagai pendidikan antara lain
ekonimi sejarah, hukum filosofi dan teoloi. ia memperoleh gelar doctor dalam
setudy organisasi dagang abad pertenghan ia diangkat sebagai guru besar setudi
sejarah afraria romawi di Berlin serta memjadi guru besar ekonomi di Freiburg.Landasan
sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa kita harus masyarakat memusatkan perhatian pada pola
hubunagan antar pribadi dan kelepok dalam masyarakat tersebut.
Untuk terciptanya
kehidupan masyarakat terciptalah nilai-nilai sosial yang adalam perkembanganya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan masyarakat dan harus
dipatuhi oleh masing –masing anggota bermasya\rakat dibedakan tiga macam norma
yangb dianut oleh pengikutnya yaitu paham individulisme dilandsi teori bahwa
manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka.
Masing-masing boleh berbuat apa saja
menuru keinginanya asalakan tidak mengangu keamanan orang lain. Dampak
individulisme menimbulkan carapandang yang lebih mengutamakan kepentingan
individu diatas kepentingan masyarakat. Dalam masyaarakat seperti ini, usaha
untuk mencapai pengembangan diri, anatara anggota masyarajkat yang satu dan yang
lain salaing berkompetisi sehingga menimbulkan damapak yang kuat. Paham
kolektifisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan
kedudukan kepada masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi
masyarakatnya.
Paham integralistik dilandasi
pemahaman bahwa masing-masing anggota masyarakat salingb berhubungan erat satu
sama lain secara organis merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik
menempatkan manusia tidak secara individulis mel;aikan dalam konteks
setrukturnya manusia adlah pribadi dan juga merupakan relasi. Kepentingan
masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan kepentingan pribadi.
Landasan sosiologi pendidikan
diindonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma masyarakat.
Bermasyakat dibesakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya yaitu,paham
individulisme dilandasin teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup
merdeka, masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginanya, asalkan
tidak menggangu. Keluarga dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk
mufakat. Oleh karena itu, pendidikan diindonesia tidak hanya meningkatkan
kualitas masyarakat secara orang perorang melaikan juga kualitas struktur
masyarakatnya.Pendidikan memberikan bimbimngan bantuan rohani bagi yang masih
memerlukan, dalam pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah
tujuan yang diinginkan. Sifat pendidikan semua usaha, pengaruh, perlindingan
dan bantuan harus diberikan kepada kedewasaan anak didiknya.Harapanya anak
didik memiliki kepribadian yang baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat disekitarnya.Oleh karena itu sangat penting pendidikan untuk
perkembangan anak dalam beradaptasi didalam lingkungannya.
KESIMPULAN
Ditinjau dari
etimologimya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua kata yaitu sosiologi
dan pendidikan. Jadi sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi
pendidikan yang menjadi masalah sentralnya adalah aspek-aspek sosiologi didalam
pendidikan.menurut H.P Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sociology”
dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterap[kan untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang pundamental. Jadi ia tergolong
Aplied sociology. E. Goerge Payne, yang boleh dikatan sebagai bapak sosiologi
pendidikan memberikan konsepsi bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, proses sosial,
terdapat yang dinamakan dengan social relationship, hubungan-hubungan sosial
ataupun secara tehnis disebut interaksi sosial, dimana didalam dan dengan
interaksi sosial itu individu memperoleh dan mengorganisir
pengalaman-pengalamannya. Inilah yang merupakan aspek-aspek atau
prinsip-prinsip sosiologinya.
Pendidikan adalah
usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memilih kekuatan seperitual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya didalam masyarakat.
Sosiologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik
itu struktur, dinamika, maslah-maslah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya
yang mendalam melalui analisisn atau pendekatn sosiologis.
Charles A. Ellwood
sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menuju untuk
melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara
proses pendidikan dan proses sosial. Dr. Ellwood sosiologi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan yang mempelari tentang proses belajar dan mempelajari antara
orang yang satu dengan orang yang lain. E. B Reuter sosiologi pendidikan
mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan
dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh
pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial
dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara lembaga-lembaga sosial itu
saling mempengaruhi. Dengan dapat disimpulkan sosiologi pendidikan adalah suatu
cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa
pendidikan) yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosial
kultural yang terdapat didalam masyarakat dan negara.
DAFTAR PSTAKA
Bowman, P.J., Terjemahan: Sugito
Suyitno. Sosiologi: Pengertian dan
Masalah. Yogyakarta:Kanisus,
1971.
Gunawan
Ary H.Kebijakan-Kebijakan Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta,1995.
Haditono.Sosiologi Pengantar.Yogyakarta, 1977.
Haryoso.Pengantar Antropologi. Bandung:
Binacipta.1972.
Rifai
bachtiar.Pendidikan dan Pembinaan
Generasi Muda.Jakarta: 1996.
jadi nambah ilmu, artikel yang bermanfaat
ReplyDelete