PENDAHULUAN
Knight Templar! ordo ksatria Kristen yang paling
ditakuti pada masa perang salib. Penemu sistim perbankan dan kartu kredit
pertama di eropa di abad ke 13, menguasai tanah yang luas di eropa dan tanah
suci, pendiri banyak sekali katedral gothik terkenal, diyakini sebagai penemu
dan pengawal tabut perjanjian ( ark of covenant ) Musa, cawan perjamuan
Kristus, Mandillon asli. Terjalin dengan tesis teori konspirasi mulai dari
zaman Mesir kuno, sampai ke illuminati, freemasonry, dan one world order.
Menguasai keuangan eropa pada abad pertengahan, merupakan ujung tombak pasukan
Crusader di tanah suci, pendiri negara swiss, hingga akhirnya karena
kekuatannya yang demikian besar pihak gereja Katolik saat itu berkonspirasi
dengan raja perancis melakukan tuduhan palsu terhadap ordo tersebut.
Puncaknya
pembantaian besar-besaran terhadap para Templar yg dilakukan oleh inkuisisi
Roma dengan berbagai tuduhan mulai dari perilaku seks menyimpang hingga
pemujaan terhadap Bahomet. Hari penangkapan para Templar yang jatuh di hari
Jumat tgl 13 hingga kini dianggap sebagai hari sial di dunia barat.
Templar dibentuk oleh 8 orang
ksatria frankish (perancis) dibawah pimpinan Hughues De Payenatas restu raja Baldwin (penguasa Yerusalem). Nama
mereka yaitu 'The Poor Knights of the Temple of Solomon' diambil dari markas
pertama mereka yang terletak di kompleks bekas kuil raja Salomo (Sulaiman).
Dome of Rock atau Masjid Al-Aqsa sempat dijadikan pusat administrasi para
Templar saat itu. Sejarawan modern telah menemukan bukti fisik tentang adanya
ekskavasi (penggalian) yang dilakukan para Templar di lokasi itu. Jadi bisa
dikatakan misi arkeologi modern yg pernah dilakukan guna mencari ark of
covenant (tabut perjanjian Musa) telah didahului para Templar hampir seribu
tahun lalu.
Pemimpin Templar disebut Grand Master (Jacques De Molay adalah Grand Master yg terakhir). Sebagai organisasi militer, Templar memiliki daerah teritori sendiri dan menarik pajak perlindungan buat pedagang-pedagang yang melewati wilayahnya. Sebagai ordo kerahiban, Templar berhak menerima donasi ataupun persembahan dari jemaat yang dilayani mereka. Karena dualismenya itu, Templar dibebaskan dari pajak kepada penguasa/raja wilayah dimana mereka ertempat karena status istimewanya itu Templar juga dibebaskan dari kewajiban menyetor hasil persembahan kepada keuskupan wilayah. Pada zaman kejayaannya Templar memiliki puluhan kastil dan biara yang tersebar dari Skotlandia hingga ke daerah tanah suci (palestina).
Pemimpin Templar disebut Grand Master (Jacques De Molay adalah Grand Master yg terakhir). Sebagai organisasi militer, Templar memiliki daerah teritori sendiri dan menarik pajak perlindungan buat pedagang-pedagang yang melewati wilayahnya. Sebagai ordo kerahiban, Templar berhak menerima donasi ataupun persembahan dari jemaat yang dilayani mereka. Karena dualismenya itu, Templar dibebaskan dari pajak kepada penguasa/raja wilayah dimana mereka ertempat karena status istimewanya itu Templar juga dibebaskan dari kewajiban menyetor hasil persembahan kepada keuskupan wilayah. Pada zaman kejayaannya Templar memiliki puluhan kastil dan biara yang tersebar dari Skotlandia hingga ke daerah tanah suci (palestina).
SEJARAH HITAM KESATRIA TEMPLAR
Meskipun
pandangan umum menyebutkan bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang
dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang
menjadi tujuannya. Pada masa itu Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang
berat, dan kemakmuran serta kekayaan bangsa-bangsa Timur, terutama Muslim,
menarik perhatian mereka. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari
kebijakan cinta damai di kalangan Kristen agresi militer mereka.
Kita
bisa melacak jejak Perang Salib ke tahun 1095, tepatnya November 1095, pada
saat Paus Urban II menyelenggarakan Konsili Clermont. Dalam Konsili ini,
doktrin cintai damai yang semula mendominasi Dunia Kristen Eropa ditanggalkan,
dan sebagai gantinya, menjelang akhir Konsili, Paus Urban II “memanggil” seluruh
umat Kristiani Eropa-baik kaya atau miskin, raja atau rakyat biasa-untuk
bersatu dan menggelar perang demi “membebaskan” tanah, pembebasan tanah itu ia sebut sebagai “perang
suci”.
Minimnya
pengetahuan bangsa Eropa terhadap Islam pada Abad Pertengahan menyebabkan
propaganda Paus Urban II sangat mudah menyulut emosi umatnya. Disamping itu,
Paus Urban II juga dikenal sebagai orator yang ulung.Dia berniat memantik
kebencian di kalangan Kristen Eropa terhadap Kaum Muslim, terutama orang-orang
Turki dan Arab, dengan mengatakan Kaum Muslim telah mengganggu peziarah Kristen
dan merusak sejumlah tempat suci Kristiani di Jerussalem, tentu saja semua itu tidak
benar.
Untuk menggalang lebih banyak massa,
Paus Urban II bahkan menyatakan bahwa siapapun yang ikut serta dalam perang
suci, maka seluruh dosa-dosanya akan diampuni, sehingga dalam waktu singkat
saja, terbentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari ribuan tentara dan rakyat biasa. Para ahli sejarah percaya bahwa
upaya Paus Urban II didorong oleh keinginannya untuk mendapatkan prestise
sekaligus merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di
balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran dan bangsawan Eropa atas
seruan Paus, tujuan mereka sebenarnya adalah keduniaan. Sebagaimana diungkapkan
oleh Donald Queller dari Universitas Illinois. “Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak
tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangannya di
pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah...sementara sejumlah orang miskin bergabung
dengan ekspedisi sekadar untuk melarik dari kerasnnya kehidupan”.
Sepanjang
jalan menuju Jerusalem, milisi yang serakah ini membantai banyak orang Muslim,
bahkan Yahudi, dengan harapan menemukan emas dan permata. Diantara pejuang
Salib bahkan memiliki kebiasaan membelah perut korban-korban mereka untuk
menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum
mati. Pada Perang Salib IV, keserakahan yang bagai tanpa batas ini mendorong
pejuang Salib melakukan tindakan memalukan : merampok kota Kristen
Konstantinopel dan melucuti daun-daun emas dari lukisa-lukisan kristian di Higia Selia
KOMUNITAS TEMPLAR
Dalam
Ordo Templar, untuk menjadi Full Knights, seseorang haruslah berasal dari kaum
bangsawan (keluarga Duke, Baron, Counts, etc). Kemudian mereka haruslah melepas
kebangsawanannya, menyerahkan keseluruhan harta mereka kepada Ordo dan
mengikuti kehidupan biarawan yg ketat dan tegas. Peraturan yang harus mereka jalani adalah :
Ksatria Templar dalam pertempuran,
haram hukumnya untuk mundur kecuali kalah dalam jumlah lebih dari 1 : 3, Jadi
apabila jumlah Templar 300 dan musuh berjumlah 900, maka Templar tidak akan dan
dilarang untuk mundur.
Perintah
mundur itu pun hanya dilakukan oleh Grand Master atau pemimpin kontingen di
saat itu.
Templar senantiasa mengibarkan
Standar Banner mereka yg disebut ' Beausant ' dan selamat standart banner itu berkibar, berarti jumlah musuh masih 1:3
atau seorang ksatria Templar tetap wajib untuk bertempur.Templar selalu
berpedoman pada doktrin :" The First To Charge on Enemy and The Last To
Retreat " yang diadopsi oleh US.Marine dalam hymne US. Marine
:"..From The Halls of Montezuma.......the first to fight...tha last to
retreat"
Seorang
templar harus berkaul kekal. bahkan sejak menjadi Templar hingga mati mereka
diharamkan melepas celananya ( bahkan untuk mandi sekalipun!) kecuali pada saat
terpaksa harus menggantinya karena sobek atau rusak.
PERANG SALIB
Meskipun
pandangan umum menyebutkan bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang
dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang
menjadi tujuannya. Pada masa itu Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang
berat, dan kemakmuran serta kekayaan bangsa-bangsa Timur, terutama Muslim,
menarik perhatian mereka. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari
kebijakan cinta damai di kalangan Kristen Eropa menjadi agresi militer.
Kita bisa
melacak jejak Perang Salib ke tahun 1095, tepatnya November 1095, pada saat
Paus Urban II menyelenggarakan Konsili Clermont. Dalam Konsili ini, doktrin
cintai damai yang semula mendominasi Dunia Kristen Eropa ditanggalkan, dan
sebagai gantinya, menjelang akhir Konsili, Paus Urban II “memanggil” seluruh
umat Kristiani Eropa-baik kaya atau miskin, raja atau rakyat biasa-untuk
bersatu dan menggelar perang demi “membebaskan” tanah suci dari genggaman
orang-orang “kafir” Muslim. Paus Urban II menyebut pembebasan itu sebagai “Perang
Suci”. Minimnya pengetahuan bangsa Eropa terhadap Islam pada Abad Pertengahan
menyebabkan propaganda Paus Urban II sangat mudah menyulut emosi umatnya.
Disamping itu, Paus Urban II juga dikenal sebagai orator yang ulung.Dia berniat
memantik kebencian di kalangan Kristen Eropa terhadap Kaum Muslim, terutama
orang-orang Turki dan Arab, dengan mengatakan Kaum Muslim telah mengganggu
peziarah Kristen dan merusak sejumlah tempat suci Kristiani di Jerusalem. Tentu
saja, semua itu tidaklah benar.
Untuk menggalang
lebih banyak massa, Paus Urban II bahkan menyatakan bahwa siapapun yang ikut
serta dalam perang suci, maka seluruh dosa-dosanya akan diampuni, sehingga
dalam waktu singkat saja, terbentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar,
terdiri dari para tentara profesional dan puluhan ribu rakyat biasa. Para ahli
sejarah percaya bahwa upaya Paus Urban II didorong oleh keinginannya untuk
mendapatkan prestise sekaligus merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam
kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran
dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka sebenarnya adalah
keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas
Illinois, “Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah.
Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangannya di
pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah...sementara sejumlah orang miskin bergabung
dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan
sehari-hari mereka.”
Sepanjang jalan menuju Jerusalem, milisi
yang serakah ini membantai banyak orang Muslim,
bahkan Yahudi, dengan harapan menemukan emas dan permata. Diantara pejuang
Salib bahkan memiliki kebiasaan membelah perut korban-korban mereka untuk
menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum
mati. Pada Perang Salib IV, keserakahan yang bagai tanpa batas ini mendorong
pejuang Salib melakukan tindakan memalukan : merampok kota Kristen
Konstantinopel dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding
Kristiani di Hagia Sophia. Kebiadaban Tentara Salib, Pada
musim panas 1096, Tentara Salib dipecah menjadi tiga kelompok, setiap kelompok
menempuh rute yang berbeda menuju Konstantinopel, untuk kemudian bertemu kembali.
Kaisar Bizantium, Alexius I, melakukan segala yang bisa dia lakukan untuk
melayani Pasukan besar ini, yang terdiri dari 4000 ksatria berkuda dan 25000
prajurit infantri. Raymond IV de
Saint Gilles atau Count Toulouse; Bohemond, Duke Of Taranto: Godfrey de
Bouillon;Hugh, Count of Vermandois; dan Robert Duke Of Normandy menjadi
panglima-panglima pasukan Salib ini, sementara Uskup Adhemar le Puy, teman
dekat Paus Urban II, menjadi penasihat spiritual mereka.
Setelah
menghancurkan banyak kota dan desa di sepanjang perjalanan mereka, Tentara
Salib akhirnya tiba di luar kota Jerusalem pada 1099. Setelah melakukan
pengepungan selama lima minggu, benteng kota Jerusalem pun runtuh. Pasukan
Salib menghambur masuk bagai sekawanan binatang buas yang lepas dari
kandangnya. “Mereka membunuh
semua orang Saracen dan Turki yang mereka temukan...baik laki-laki maupun
wanita”. Tentara Salib
membantai siapapun yang mereka lihat dan merampas apapun yang tampaknya
berharga. Mereka membunuh orang-orang Muslim dan Yahudi, merusak tempat ibadat
mereka, tanpa pandang bulu.
Salah seorang
pejuang Salib, Raymond de Aguiles, membanggakan kekejaman ini dengan sombong. Pemandangan yang menakjubkan untuk dilihat:
sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala
musuh; yang lainnya menembak mereka dengan panah sehingga mereka berjatuhan
dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan
mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan dan kaki tampak di jalan-jalan
kota. Orang harus mencari jalan diantara tumpukan mayat dan kuda. Tapi itu
hanya hal kecil bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman...di
dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke
lutut dan tali kekang mereka. Di dalam karyanya, The Monks Of War,
peneliti sejarah Desmond Seward menarasikan kejadian yang tragis ini,Jerusalem
bagai dilanda badai pada bulan Juli 1099. Kerusakan hebat yang ditimbulkan oleh
Pejuang Salib menunjukkan betapa minimnya kemampuan Gereja dalam mengkristenkan
insting manusia. Seluruh populasi Jerusalem dibantai di ujung pedang, Muslim
maupun Yahudi, 70000 orang, laki-laki dan perempuan mengalami holocaust selama
tiga hari. Darah menggenang di jalan sampai ke mata kaki dan kuda yang
melewatinya mencipratkan darah ke pinggir jalan. Menurut
sumber sejarah yang lain, jumlah Muslim yang dibantai adalah 40.000 orang.
Berapapun jumlah sebenarnya dari mereka yang dibantai oleh pejuang Salib, apa
yang dilakukan oleh pejuang Salib di Tanah Suci adalah contoh konkrit kebiadaban
yang mengatasnamakan agama.
Perang Salib I berakhir dengan jatuhnya
Jerusalem pada 1099. Setelah 460 tahun di bawah pemerintahan Kaum Muslim, Tanah
Suci jatuh di bawah kekuasaan Kaum Kristiani. Para pejuang Salib perang salib, Templar adalah ksatria eropa yg paling
ditakuti kaum muslim. Sedemikian takutnya hingga Sultan Salladin (Salahudin Al
Ayubi) yang terkenal akan kebijaksanaan dan belas kasihnya itu tidak
memberikaan pengampunan bagi satupun ksatria Templar yg tertawan setelah
kekalahan di perang Hatiin. Para ksatria Templar itu dianggap terlalu berbahaya
bahkan untuk menjadi tawanan sekalipun. " Beau Sant ! " adalah seruan perang kaum Templar
yg selalu mengiringi serangan kavaleri mereka. Templar selalu berada digaris
depan dalam tiap pertempuran semasa perang salib ( Crusades). Mereka memiliki peraturan
yang ketat dalam bertempur. Antara lain adalah selalu menyerang paling depan,
dan (apabila terpaksa) selalu menjadi yang paling akhir untuk mundur. Seorang
ksatria Templar diharamkan untuk lari dari hadapan musuh, dan hanya
diperbolehkan mundur apabila jumlah musuh lebih banyak 1:3 dari jumlah mereka.
Sejarah mencatat suatu peristiwa yang menggambarkan
keberanian mereka yaitu dalam pertempuran Nazareth ( The battle of Nazareth )
dimana ketika itu kerajaan latin (Eropa) yang berpusat di Yerusalem sedang
dalam gencatan senjata dengan pihak muslim dibawah pimpinan Saladin. Ketika itu
Saladin meminta izin pada pihak kristen untuk melakukan eksplorasi dan survei
didaerah Nazaret. Izin itu diberikan dengan syarat tidak ada seorang
nasrani-pun yang diserang dan kaum muslim menaati-nya. Bagitu berita itu tiba
di garnisun templar didaerah itu, Grand Master saat itu Gerard De Ridefort
langsung memerintahkan penyerangan terhadap kontingen Arab tersebut. De
Ridefort dikenal sebagai salah satu Grand Master yang paling militan dan
agresif. 300 ksatria berkuda dipimpinnya ke Nazaret dan bertemu dengan pasukan
ekspedisi Arab dibawah pimpinan Mahmoud Al Afdhal, putra dari Saladin yang
jumlahnya 7000 prajurit dan kavaleri. Dengan perbandingan lebih dari 1:20, para
ksatria Templar menyerang musuh mereka tanpa memperhatikan jumlah. Pertempuran
itu jelas dimenangkan pasukan Arab dan hanya menyisakan 3 ksatria Templar yang
selamat (termasuk Grand Master Ridefort) tapi menunjukan keberanian yang luar
biasa dari para rahib-ksatria itu.
Kekayaan dan kepemilikan Templar atas banyak sekali relik
suci dan naskah kudusnya adalah ancaman bagi eksistensi gereja Katolik (bahkan
fundamen ajaran Kristen) pada masanya. Oleh karena itu Konspirasi Vatikan dan
Raja Frankish waktu itu berhasil mengakhiri ordo Rahib-Ksatria itu dengan
tuduhan2 serta fitnah2 palsu. Pada akhirnya sejarah Templar dikaburkan dan
berusaha dihapus dari catatan sejarah hingga saat ini. Sejak Jacques De Molay, Grand Master templar terakhir
dieksekusi, para ksatria Templar yg selamat dari holocaust inkuisisi
mendapatkan perlindungan di Skotlandia dimana para ksatria Templar bertempur
bersama Robert 'Braveheart' The Bruce melawan Inggris dan membangun Rosslyn
Chapel yg terkenal amat mistis karena geometri magisnya (dipercaya pernah
menjadi tempat penyimpanan sementara relik kudus Templar seperti Holy Grail dan
Tabut Perjanjian Musa!), sebagian Templar mendapat perlindungan di Portugis dgn
mengganti nama Ordo mereka dibawah perlindungan Henry the Navigator. Sebagian lagi tetap berada di benua
Eropa dengan menjadi organisasi rahasia Klandestain yang disebut Free Mason
dimana salah satu cabang dari organisasi ini dipercaya menjadi pendiri negara
Swiss.
PEMUSNAHAN ORDO TEMPLAR
Seperti 'ciri khas' Inquisitor di
abad pertengahan, para kaum Templar di fitnah dgn bermacam tuduhan mulai dari
menyembah tengkorak-sodomi hingga menginjak salib.
Sebuah kebiasaan dari Gereja Katolik yang terkenal sangat korup dan penuh kolusi di abad pertengahan(tuduhan yang sama juga dilakukan pada Joan of Arc)
Sebuah kebiasaan dari Gereja Katolik yang terkenal sangat korup dan penuh kolusi di abad pertengahan(tuduhan yang sama juga dilakukan pada Joan of Arc)
Alasannya jelas bahwa, ordo Templar merupakan ordo paling
kuat dan kaya dimasa itu.Gereja Katolik merasa iri karena penguasaan banyak
sekali kapel dan kastil oleh Templar, belum lagi relik-relik suci mulai dari
kain Kafan Turin, Mandylon (lukisan darah wajah Yesus) hingga cawan perjamuan
terakhir dan Tabut perjanjian Musa (Ark of Covenant) yang paling dicari
sepanjang masa itu. Sementara raja Phillip menghasut Paus karena dia sedang
memiliki hutang yang besar terhadap kaum Templar. Namun tidak satupun harta maupun relik kudus yg ditemukan
kecuali ratusan Ksatria yang (anehnya) sukarela menyerahkan diri mengalami
siksaan dengan tuduhan palsu tersebut. Para ahli banyak menduga bahwa ratusan
ksatria tersebut sengaja berkorban untuk melindungi Relik paling suci mereka
yaitu 'The Holly Grail' dan "The Ark of Covenant". Hal itu dipicu
dengan menghilangnya seluruh armada armada templar malam sebelum penangkapan tersebut.
SECRET
SOCIETY
Setiap kelompok Templar yang Survive tersebut terus melanjutkan
hirarki kepemimpinan mereka secara terpisah di negeri pengasingan mereka. Di
Skotlandia hingga kini ada organisasi Scottish Templar dan di Amerika malahan
hirarki kepemimpinan organisasi templar amat mirip dgn rantai komando mereka
semasa perang salib dimana di setiap negara bagian AS memiliki komando teritori
masing-masing. Templar di Portugis berubah nama menjadi Ordo Fatima yg mendapat
perlindungan khusus dari kerajaan. Dari
sudut Secret Society, penangkapan Ordo Templar, merupakan salah satu cara untuk
kembali meng -secret-society-kan-ordo tersebut dan menyatukannya kembali dengan
Ordo Zion setelah Templar berhasil menunaikan tugas mereka di tanah suci selama
perang salib. Tugas Utama yg dirahasiakan bukanlah untuk berperang melawan kaum
Islam atau melindungi para peziarah, melainkan menemukan dan mengamankan relik
paling suci yg ada : Holly Grail dan Ark of the Covenant!
Selain itu dalam sumber independen kita juga bisa menemukan
hubungan antara legenda bajak laut di Karibia dengan Templar. Sejak armada
Templar menghilang dari pelabuhan La Rochele Perancis, satu hari sebelum
holocaust berlangsung, banyak penyelidik yakin bahwa armada templar mengganti
lambang Salib merah berujung delapan menjadi lambang tengkorak dan dan tulang
menyilang (skull & crossbone) untuk mengenang holocaust tersebut. Di
Inggris banyak sekali makam templar yg pada nisannya terukir lambang
tersebut.Oleh para pelaut abad ke 15 -16 lambang tersebut kemudian terkenal dgn
sebutan " Jolly Rogers ". Secara
organisasi resmi, Ordo Templar sudah di hapus oleh Paus Clement sejak abad ke
14 namun 'main body' dari Templar tetap hidup hingga saat ini dalam bentuk
secret society yang sering disebut Illuminati, nah salah satu kepanjangan
tangan secret society tersebut di Amerika serikat adalah CFR atau council of
Foreign relation yang dibentuk di thn 30 -an. CFR itu berisi tokoh2 penting di
AS seperti bankir, senator dan indutrialis yang 'secara kebetulan' adalah
anggota Freemasonry (secret society yg merupakan turunan langsung dari Ordo
Templar di Skotlandia).
Salah satu tokoh hasil 'ciptaan'
sayap Masonic AS ini adalah J.Edgar Hoover yg merupakan dedengkot dari semua
badan intelejen AS. Soal KGB, saya belum menemukan link seperti itu, namun satu
hal yg diketahui adalah bahwa revolusi Rusia yang menjatuhkan monarki dan
menggantinya dengan komunisme itu disponsori oleh keluarga bankir Krupps -
Rothman yang dikenal sebagai dinasti Illuminati sejak abad ke 18. Yang menjadi misteri adalah sisa
Templar yg menjadi underground. Organisasi spiritual-militer seperti Priory of
Sion (perancis) dan SMOTJ (Supremme military Order of the temple of
Jerusalem)-Yerusalem, Free-Mason (spiritual-aristokrat) dan Illuminati
(bankir-yahudi). Organisasi-organisasi diatas dipercaya memiliki peranan sangat
besar dalam politik-ekonomi dunia dengan kekuatan yang melebihi
kelompok-kelompok Templar 'tradisional' di Skotlandia, Amerika dan portugis. Berikut daftar para Grand Master
Templar sejak terbentuknya Ordo Knights Templar 1118 sampai 1314 ketika secara resmi dihapuskan
olah konspirasi raja Frankish - Vatikan:
1.
1118
- 1136 Hugh de Payens (founding member of the order)
2.
1136
- 1146 Robert de Craon
3.
1146
- 1149 Everard des Barres
4.
1149
- 1153 Bernard de Tromelai
5.
1153
- 1156 Andre de Montbard (salah satu pendiri yg juga merupakan paman dari
Bernard of Clairvaux)
6.
1156
- 1169 Bertrand de Blanchefort (Grand Master yg menetapkan Lambang tradisional
Templar 'Two knights on one horse seal')
7.
1169
- 1171 Philip de Milly
8.
1171
- 1179 Odo de St Amand
9.
1179
- 1184 Arnold de Toroga
10.
1185
- 1189 Gerard de Ridefort (Grand Master yg bertempur pada pertempuran Hattin dengan pasukan Salladin)1191 - 1193
Robert de Sable (Grand Master yg melakukan pembelian pulau Cyprus dari Richard
I 'The Lion Heart')
11.
1193
- 1200 Gilbert Erail
12.
1201
- 1208 Phillip de Plessiez
13.
1209
- 1219 William de Chartres
14.
1219
- 1230 Pedro de Montaigu
15.
1244
Armond de Perigord
16.
1245
- 1247 Richard de Bures
17.
1247
- 1250 William de Sonnac
18.
1250
- 1256 Reynald de Vichiers
19.
1256
- 1273 Thomas Berard
20.
1273
- 1291 William de Beaujeu (Grand Master yg gugur dalam pertempuran di Accra.
21.
1291
- 1293 Thiobald de Gaudin
22.
1293
- 1314 Tacques de Molay (The Last Grand Master of The Order)
Grand Master Knights of Templar
pasca holocaust dari inkuisisi menurut sumber dari SMOTJ (Sovereign Military
Order of the Temple of Jerusalem). Knight of Templar tidak berakhir bersamaan
dgn kematian De Molay. Menurut dokumen yg disebut Larmenius Charter, Jacques de
Molay sempat mengangkat John Mark Larmenius seorang ksatria Templar yg bertugas
di Napoli menjadi Grand Master penggantinya. Berikut daftar Grand Master pasca holocaust 1314:
1.
1313
- 1324 John Mark Larmenius
2.
1324
- 1340 Thomas Theobald of Alexandria
3.
1340
- 1349 Arnaud de Braque
4.
1349
- 1357 Jean de Claremont
5.
1357
- 1381 Bertrand du Guesclin
6.
1381 - 1392 Bernard Arminiacus
7.
1419
- 1451 Jean Arminiacus
8.
1451
- 1472 Jean de Croy
9.
1472
- 1478 Bernard Imbault
10. 1478 - 1497 Robert Leononcourt
11. 1497 - 1516 Galeatius de Salazar
12. 1516 - 1544 Gapard de Galtiaco
Tavanensis
13. 1544 - 1574 Phillipe Cabot
14. 1574 - 1615 Henry de Montgomery
15. 1615 - 1651 Charles de Valois
16. 1651 - 1681 Jacques Ruxellius de
Grancieo
17. 1681 - 1705 Jacques Henry Duc de
Duras
18. 1705 - 1724 Phillipe, Duc D'Orleans
19. 1724 - 1737 Louis Augustus Bourbon
20. 1737 - 1741 Louis Henry Bourbon
Conti
21. 1741 - 1776 Louis-Francois Bourbon
Conti
22. 1776 - 1792 Louis-Hercule Timoleon,
Duc de Cosse Brissac
23. 1792 - 1804 Claude-Mathieu Radix de
Chavillon
24. 1804 - 1838 Bernard Raymond Fabre
Palaprat
Malammu
disinari shalat munajat Siangmu dihias lonjakan jihad Pembela insan yang miskin
dan lara Kemelut yang menyelubungi Dalam sirah ummah Kau ungkai dengan fatwa
nubuwwah Kaulah satria, kaulah perwira Fisabilillah (lirik mestika Salahudin
Al-Ayubi)
Setelah
88 tahun dikuasai serdadu Perang Salib, kota Yerusalem, Palestina akhirnya
kembali jatuh kepangkuan umat Islam. Tepat pada 2 Oktober 1187 atau setelah
tiga bulan berjibaku dalam pertempuran Hattin, pasukan tentara Islam yang
dipimpin Salahudin Al-Ayubi berhasil menaklukan dan membebaskan kota suci itu
dari kedzaliman dan kebiadaban.
Penaklukan Yerusalem yang dilakukan pasukan Islam di bawah komando Salahudin sungguh amat berbeda, ketika tentara Perang Salib menduduki Yerusalem pada 1099. Salahudin menetapi janjinya. Jenderal dan panglima perang tentara Islam itu menaklukan Yerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan. Berlangsung mulus seperti yang diajarkan Al-Qur’an.
Penaklukan Yerusalem yang dilakukan pasukan Islam di bawah komando Salahudin sungguh amat berbeda, ketika tentara Perang Salib menduduki Yerusalem pada 1099. Salahudin menetapi janjinya. Jenderal dan panglima perang tentara Islam itu menaklukan Yerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan. Berlangsung mulus seperti yang diajarkan Al-Qur’an.
Padahal,
ketika 40 ribu tentara Perang Salib yang dipimpin Peter The Hermit menyerbu
tanah suci Palestina, mereka datang dengan dirasuki fanatisme agama yang
membabi buta. Guna membangkitkan rasa fanatisme itu, menurut Hallam penulis
Barat, `setiap cara dan jalan ditempuh’. Tak peduli biadab atau tidak, semua
ditebas remuk redam. Yerusalem banjir darah dan bahakan bangkai manusia. Suasana penuh dendam dan amarah, terjadi pula ketika pasukan
Perang Salib tiba di Malleville. Kota itu pun dibumihanguskan. Tak kurang dari
tujuh ribu penduduk tak berdosa di kota itu dibantai. Fanatisme buta itupun
kemudian mengubah tanah Hongaria dan Bulgaria menjadi daerah-daerah yang
tandus. Serangan dahsyat itu akhirnya membuat Syria dan Palestina termasuk kota
suci Yerusalem jatuh ke tangan tentara Salib. Kemenangan tentara Salib itu
dikotori dengan pembantaian terhadap kaum Muslimin yang sama sekali tak
bersalah. Kekejaman tentara Salib itu digambarkan melebihi Jengis Khan dan
Hulagu Khan ketika melibas kekhalifahan Abassiyah dan meruntuhkan Bagdat.
Keseluruhan
usia lanjut, ketidakberdayaan anak-anak, dan kelemahan kaum perempuan tidak
dihiraukan sama sekali oleh tentara Latin yang fanatik itu. Rumah kediaman
tidak diakui sebagai tempat berlindung dan pandangan sebuah masjid merupakan
pembangkit nafsu angkara untuk melakukan kekejaman,” ungkap ahli sejarah
Inggris, Jhon Stuart Mill mengakui adanya pembataian massal penduduk Muslim
ketika Kota Antioch jatuh ke tengan tentarak hanya itu, mereka pun
menghancurleburkan kota-kota Syria, membunuh penduduknya dengan tangan dingin,
dan membakar habis perbendaharaan kesenian dan ilmu pengetahuan yang sangat
berharga, termasuk “Kutub Khanah” (Perpustakaan) Tripolis yang termasyhur itu.
”Jalan raya penuh aliran darah, sehingga keganasan itu kehabisan tenaga,””kata Stuart Mill, Ketika Raja Richard I dari Inggris merampas Kastil Acre,
umat Islam juga dibantai. Begitu sadisnya, mayat-mayat mereka dan kepala-kepala
terpenggal ditumpuk di bawah panggung. Pada tahun 1194, Richard Si Hati Singa –
pahlawan dalam sejarah Inggris juga memerintahkan untuk menghukum mati 3.000
umat Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak, secara
tak berkeadilan di Kastil Acre.
Semua itu sungguh jauh berbeda dengan ketika Salahudin datang menaklukan Yerusalem. Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci menggambarkan, saat Salahudin dan pasukan Islam membebaskan Palestina, tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh. Tak apa pula perampasan harta benda. ”Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan akibat keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Dan ia pun membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur’an,” papar Amstrong.
Keadilan dan kenegarawanan Salahudin pun membuat umat Nasrani yang tinggal di Yerusalem saat itu berdecak kagum. Seorang tua penganut Kristen pun bertanya kepada Salahudin.”Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu”.Salahudin menjawab, ”Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika berkuasa umat muslim tetap ditindas. Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ”Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku memeluk agamamu?” Salahudin pun berkata, ”Ucapkanlah dua kalimah syahadah.” Kemuliaan akhlak Salahudin juga tergambar dalam film Kingdom of Heaven besutan sutradara Ridley Scott, ketika dia mengangkat salib yang jatuh tergeletak ditanah dan menempatkan lagi pada tempatnya. Hingga kini, kemuliaan hati dan keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat. Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi umat islam.
Semua itu sungguh jauh berbeda dengan ketika Salahudin datang menaklukan Yerusalem. Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci menggambarkan, saat Salahudin dan pasukan Islam membebaskan Palestina, tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh. Tak apa pula perampasan harta benda. ”Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan akibat keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Dan ia pun membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur’an,” papar Amstrong.
Keadilan dan kenegarawanan Salahudin pun membuat umat Nasrani yang tinggal di Yerusalem saat itu berdecak kagum. Seorang tua penganut Kristen pun bertanya kepada Salahudin.”Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu”.Salahudin menjawab, ”Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika berkuasa umat muslim tetap ditindas. Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ”Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku memeluk agamamu?” Salahudin pun berkata, ”Ucapkanlah dua kalimah syahadah.” Kemuliaan akhlak Salahudin juga tergambar dalam film Kingdom of Heaven besutan sutradara Ridley Scott, ketika dia mengangkat salib yang jatuh tergeletak ditanah dan menempatkan lagi pada tempatnya. Hingga kini, kemuliaan hati dan keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat. Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi umat islam.
Lalu
seperti apakah perjalanan hidup panglima perang Muslim yang gagah berani dan
berhati mulia itu? Salahuddin Al-Ayyubi dikenal di Barat dengan sebutan
Saladin. Dia juga biasa dipanggil Salah ad-Din. Salahudin yang terlahir di
benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M adalah seorang jenderal dan pejuang muslim
Kurdi dari Tikrit. Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir, Suriah, sebagian
Yaman, Irak, Makkah Hejaz, dan Diyar Bakr.
Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam kisah dalam kitab Abu Dawud.
Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam kisah dalam kitab Abu Dawud.
Pendidikan
pertama diterima Salahudin dari sang ayah yang namanya cukup tersohor, yakni
Najamuddin al-Ayyubi. Sang paman yang juga dikenal sebagai sosok yang gagah
berani Asaduddin
Sherkoh juga turut serta membentuk
keperibadian Salahudin. Kedua orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya itu
merupakan pembantu dekat Raja Syria Nuruddin Muhammad. Sepeninggal
Sherkoh, Salahuddin diangkat menjadi Perdana Menteri Mesir. Salahudin begitu
disenangi rakyat Mesir, karena sifatnya yang pemurah, adil dan bijaksana itu.
Tak lama kemudian, kabar duka datang dari Syria, Nuruddin Mahmud yang termasyhur
itu meninggal dunia pada tahun 1174 M dan digantikan oleh putranya yang berumu 11 tahun yang bernama Malikus Shaleh
yang diperalat pejabat tinggi.
Salahuddin
mengirimkan utusan kepada Malikus Saleh dengan menawarkan jasa baktinya dan
ketaatannya, namun ditolak. Suasana ketidakpastian itu memberi angin kepada
tentara Salib. Ibukota kerajaan pun jatuh ke tangan tentara Salib. Peristiwa
itu membuat Salahudin terpanggil, dia segera ke Damaskus dengan suatu pasukan
yang kecil dan merebut kembali kota itu.
Sultan
Salahudin dan tentara Prancis mengadakan gencatan senjata di Palestina. Menurut
ahli sejarah Prancis, Michaud, kaum Muslimin memegang teguh perjanjiannya.
Berlawanan dengan syarat-syarat gencatan senjata, penguasa Nasrani Renanud atau
Reginald dari Castillon menyerang suatu kafilah Muslim yang lewat di dekat
istananya, membunuh sejumlah, anggota yang merampas harta bendanya. Dengan siasat perang yang tangkas Sultan Salahuddin
mengurung pasukan musuh yang kuat itu di dekat bukit Hittin. Saladin tak
memberikan kesempatan lagi kepada tentara Nasrani untuk menyusun kekuatan
kembali dan melanjutkan serangannya setelah meraih kemenangan di bukit Hittin.
Dalam waktu yang sangat singkat, sejumlah kota yang diduduki tentara Salib
seperti Naplus, Jericho, Ramlah, Caosorea, Arsuf, Jaffa, Beirut dan Ascalon
dapat diduduki Salahuddin. Setelah itu, Yerusalem pun berhasil dibebaskan
Saladin dan pasukannya. Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum Muslim membuat kalanga Nasrani
kebakran jenggot. Mereka
segera mengirimkan bala bantuan dari seluruh pelosok Eropa. Kaisar Jerman dan
Prancis serta raja Inggris Richard Lion Heart segera berangkat dengan pasukan
yang besar untuk merebut tanah suci dari tangan kaum Muslimin. Mereka mengepung
kota Akkra yang tidak dapat direbut selama berapa bulan. Dalam sejumlah
pertempuran terbuka, tentara Salib mengalami kekalahan dengan meninggalkan
korban yang cukup besar. Akhirnya Raja Inggris yang berhati singa itu
mengajukan permintaan damai yang diterima oleh Sultan. Pada September 1192 M
dibuatlah perjanjian perdamaian. Tentara Salib imeninggalkan tanah suci kembali
menuju Eropa.
Salahuddin mengakhiri sisa hidupnya dengan kegiatan-kegiatan bagi kesejahteraan masyarakat dengan membangun rumah sakit, sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi serta masjid-masjid di seluruh daerah yang diperintahnya. Saladin berpulang ke rahmatullah pada 4 Maret 1193. Sebagai penguasa, dia tak meningalkan harta berlimpah. Yang ditinggalkannya hanyalah baju perang, kuda, dan uang sebanyak satu dinar dan 36 dirham. N. Heri Ruslan. Salahuddin adalah pahlawan yang disegani. Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush, sempat berkoar-koar bahwa perang melawan terorisme yang digulirkan pemerintahan sekutu sebagai crusade (perang salib). Pernyataan Bush itu tentu saja memicu kontroversi. Yang menarik, editor senior The Guardian, Ewen MacAskill mengingatkan agar Bush mencontoh dan meneladani panglima islam, Salahuddin.
Salahuddin mengakhiri sisa hidupnya dengan kegiatan-kegiatan bagi kesejahteraan masyarakat dengan membangun rumah sakit, sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi serta masjid-masjid di seluruh daerah yang diperintahnya. Saladin berpulang ke rahmatullah pada 4 Maret 1193. Sebagai penguasa, dia tak meningalkan harta berlimpah. Yang ditinggalkannya hanyalah baju perang, kuda, dan uang sebanyak satu dinar dan 36 dirham. N. Heri Ruslan. Salahuddin adalah pahlawan yang disegani. Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush, sempat berkoar-koar bahwa perang melawan terorisme yang digulirkan pemerintahan sekutu sebagai crusade (perang salib). Pernyataan Bush itu tentu saja memicu kontroversi. Yang menarik, editor senior The Guardian, Ewen MacAskill mengingatkan agar Bush mencontoh dan meneladani panglima islam, Salahuddin.
MacAskill
pun menyarakankan agar Bush tak mencontoh kekejaman tentara Kristen semasa Perang
Salib. Pada 1099, ketika tentara Perang Salib menaklukan Yerusalem, setiap umat
Islam dan Yahudi – laki-laki, wanita, orang tua, anak-anak dibantai dari pagi
hingga tengah malam. Menurut MacAskill, Bush perlu
mencontoh Salahudin saat menakluk kembali Yerusalem pada 1187. Tak seorang pun
penduduk non-Muslim yang dibunuh. Malah pada keesokan harinya, Salahudin telah
mengizinkan penganut agama lainnya untuk beribadah di tempat-tempat suci agama
masing-masing di Yerusalem. Tulisan MacAskill itu menunjukkan betapa sosok
Saladin atau Salahudin begitu berkesan di hati sebagain orang Barat. Sosok
panglima perang Muslim dari Tirkit telah menyebarkan semangat perdamaian,
keadilan dan cinta terhadap sesama manusia. Tak heran, bila penulis Barat
Philip K Hitti juga menyanjung kebaikan hati seorang Salahuddin.
”Di
Eropa, Salahudin Al Ayubi atau Saladin telah menyentuh alam khayalan para
penyanyi maupun para penulis novel zaman sekarang, dan masih tetap dinilai
sebagai suri teladan kaum kesatria,” ungkap Hitti. Sifat penyayang dan belas
kasihan Salahuddin ketika peperangan sangat jauh berbeda dibanding kekejaman
tentara Perang Salib. Ahli sejarah Kristian pun mengakui mengenai hal itu.
Penulis Barat, Lane-Poole mengagumi kebaikan hati Salahuddin yang mampu mencegah
dan meredam amarah umat Islam dari upaya balas dendam. Lane-Poole juga
melukiskan Salahuddin telahmenunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang
Kristian menyerah kalah. ”Tenteranya sangat bertanggungjawab, menjaga peraturan
di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan sehingga tidak ada kedengaran
orang kristian
dianiaya.
Lane-Poole
juga menuliskan kekejaman dan tindak-tanduk tentara Perang Salib ketika
berhasil menaklukan Baitul Maqdis kali pertama pada 1099. Menurut dia, tercatat
dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan
Yerusalem, jalan itu dipenuhi mayat, orang Islam yang tidak bersenjata disiksa,
dibakar, dipanah dari jarak dekat bumbung dan menara rumah ibadah. Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci juga menilai sosok
Salahuddin sebagai panglima perang yang jujur. ”Salahudin menepati janjinya,
dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling
tinggi,” tutur Amstrong. Salahudin juga dinilainya sebagai seorang pemimpin
yang anti permusuhan dan tak pendendam. ”Dia tidak berdendam untuk membalas
pembantaian tahun 1099, seperti yang Al-Qur’an anjurkan (16:127), dan sekarang,
karena permusuhan dihentikan, ia menghentikan pembunuhan (2: 193-194).
Sir
Walter Scott dalam novel yang ditulisnya Ivanhoe dan The Talisman menggambarkan
sosok Saladin sebagai seorang pemimpin dan panglima Muslim yang mulia lagi
murah hati. Begitulah Salahudin. Meski dia telah meninggal beberapa abad dilam,
namun namanya tetap
dikenang sepanjang masa. Dia tak hanya pahlawan bagi umat islam, Saladin adalah
pahlawan kemanusiaan bagi dunia. Jasamu Saladin bagai katsuri mewangi kekal
menjadi aspirasi mujahid kini dan selamanya. Jejak pengalaman hidup sang
penakluk. 1138 M: Salahudin Al-Ayubi lahir di Tirkit Irak. 1152 Salahudin mulai
bekerja di bawah penguasa Syiria. Nuruddin 1164 M mulai menunjukkan
kemampuannya dalam strategi militer dalam melawan tentara Perang Salib di
Palestina 1169 M. Saladin menjadi wakil komandan militer Syiria. 1171 M Saladin
menekan penguasa Fatimiyah Mesir dan menjadi pemimpin Mesir. Kemudian ia
menggabungkan Mesir dengan Kholifah Abasiyah 1174 M. Setelah penguasa Syiria
Nuruddin meninggal, Saladin mengembangkan basis penaklukan Kota Mongol di
selatan Irak. Dengan kekuatan baru menyerang kerajaan Latin dengan pertempuran
di bawah kontrol Saladin. 1192 M Saladin menandatangani perjanjian King Richard
1 dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk kaum kristen dan Yerussalem
untuk kaum muslim. Pada tahun 1193 M beliau meninggal di Damaskus tidak tewas
dalam perang melainkan jatuh sakit.
Pengagas
Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili
Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan.
Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan
bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah
pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan
ribu rakyat biasa.
Para
ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk
merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik
sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas
seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan
oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria Prancis
menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk
mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah
besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari
kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” 1 Sepanjang jalan, massa yang serakah
ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk
menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut
korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin
telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib
akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel
(Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari
lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.
Setelah
perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan
pembantaian orang-orang Muslim, gerombolan campur aduk yang disebut Pejuang
Salib ini mencapai Yerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh,
setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka
melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang
Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli
sejarah, “Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan…
baik lelaki maupun wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles,
menyombongkan kekejaman ini:
KESIMPULAN
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan
bahwa, kesatria templar merupakan sebuah sebutan untuk para kalangan pejuang
yang berjuang dalam perang salib, sebutan tersebut berasal dari tempat para
kesatria itu berasal, yaitu sebuah tempat yang mereka anggp itu suci. Para
kesatria tersebut bukan berjuang untuk kemenangan saja, melainkan berjung untuk
memperoleh kekuasaan dan harta yang melimpah. Hal ini termasuk kealam sebuah
kejahatan yang mementingkan sebelah pihak. Seluruh kesatria tersebut dituntut
untuk menyerakan semua harta benda yang mereka miliki dan mereka harus hidup
dengan aturan yang sangat ketat,layaknya sebuah kehidupan untuk para pendeta.
Kesatria templar tersebut tidak hanya berasal
dari kalangan prajurit perang melainkan juga berasal dari kalangan rakyat biasa
yang ingin merubah kehidupannya menjadi lebih berkecukupan, mengaa rakyat biasa
juga ikut serta dalam kelompok kesatria templar tersebut, karena perjanjian
awal sebelum mereka mengikuti perang mereka di iming-imingi harta yang
berlimpah dan akan diampuni semua dosa-dosanya.
Maka dari itu tergiurlah semua rekyat biasa tersebut untuk mengikuti
jejak kesatria templar tersebut. Dalam perjanjian sebelum mereka ikut berperang
juga mengatakan bahwa tidak ada kata untuk mundur, walaupu tentara mereka memiliki perbandingan yang
sangat jauh yaitu 1:3 dari keseluruhan tentara yang ada maka bagi mereka
merupakan sebuah pantangan untuk mundur.
Perang salib sendiri terjadi karena adanya
penghianatan perjajian cinta damai antara kaum kristiani dengan kaum muslim,
perang ini juga terjadi karena diprofokatori oleh seorang Paus yang bernama
Paus Urban II, Paus ini mengatkan pada umatya bahwa kaum muslim telah
menghianati perjajian cinta damai antara mereka. Maka tersulutlah semangat
mereka untuk berperang memerangi kaum musli. Perang ini juga disebabkan oleh
rasa iri kaun kristiani dengan kemajuan Negara Timur Tengah yang bisa kebih
maju dibandingkan negara mereka. Dari rasa iri inilah timbul lagi sebuah ambisi
untuk menguasai negara bagian timu tengah. Perang ini tidak lain hanyalah
sebuah alat untuk menghancurkan ketenangan dan kedamaian negara bagian timur
tengah sana. Dalang terjadinya perang ini adalah Paus Urban II yang terus
membakar semangat perang umatnya agar membatai habis orang-orang yang berada
disepanjang perjalanan menuju konstatinopel.
Tujuan perang salib ini tidak lain adalah
untuk merebut sebuah dermagaperdagangan negara timur tengah yang bernama
“konstatinopel”, mereka ingin menguasai konstatinopel karena mereka berpikir
bahwa konstatinopel tersebut yang menyebabakan negara bgian timur tengah
tersebut lebih maju dibandingkan negara mereka. Tidak sampai disitu saja mereka
juga merampas semua harta benda orang-orang yang mereka temui dalam perjalanan.
Bahkan lebih kejamnya lagi mereka tijak jarang membelah perut orang-orang yang
ditemui berhaap dapat menemukan batu berharaga seperti emas, permata dan
berlian yang telah mereka telan sebelum di bunuh. Lebih memalukan lagi karena
keserakahan yang mereka , mereka juga melepasi emas yang berada di Higa Saile
sampai habis. Dari profokator yang di lakukan oleh Paus Urban II inilah terjadi
sebuah perang besar memperebutkan sebuah daerah kekuasaan yaitu konstati nopel,
yang mengakibatkan pertumpahan darah yang tidak sedikit baik dari kalangan kaum
kristiani maupun kalangan muslim. Dan tidak sedikit orang islam yang menjadi
korban dalam perang yang sanagat sengit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Ary H. 2010. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kharisma. 2006. Sejarah untuk Kelas
X Semester Genap. Solo: HaKaMJ.
Kooentjaraningrat. 1974.
Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Maryanti, Kun, Suryawati, Juju.
2007. Sosiologi untuk Kelas X. Jakarta: Esis.
Soelaiman, M. Munandar. 2000.
Ilmu Kebudayaan Dasar. Bandung: Refika.
Soewinto, dkk. 2007.
SosiologiKelas X Semester Ganjil. Solo: Tri Jaya Utama.
Sunarto, Kamanto. 2004.
Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
http://id.m.wikipedia.co.blogspot.sejarah_perang_salib
http://id.m.wikipedia.blogspot.kesatria_templar
Wahh , artikelnya sangat bermanfaat
ReplyDeleteSemoga bermanfaat gan
ReplyDeleteweeehh mantep nih buat skripsi gan
ReplyDeleteIya gan boleh dicoba
Delete